Minggu, 17 Mei 2015

Resensi Novel "Fairish" Karya Esti Kinasih



Judul : Fairish
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat  terbit : Jakarta
Bulan dan tahun terbit :  Agustus 2004
Jumlah halaman :  312 halaman
Tebal buku :  20 cm
Sinopsis :
Baru kali ini Irish bertemu cowok aneh yang hanya bisa diam tanpa ekspresi seperti patung, begitu dingin dan sok misterius. Sayang sekali cowok seperti ini justru memilih duduk sebangku dengannya. Namanya Davi,cowok keren yang langsung diidamkan oleh Metha itu adalah siswa baru dikelas Irish. Entah atas dasar apa dia memilih duduk bersama Irish, padahal Irish sungguh tak berminat pada cowok ini. Banyak yang menawarkan duduk cowok itu tapi, dia malah memilih duduk bersama cewek mungil bermodal manis itu. Satu hal yang diketahui Davi saat itu adalah Irish tidak berminat padanya, maka akan diajak Irish bermain sebuah drama yang akan melindunginya dari cewek-cewek macam Metha. Dia akan memacari Irish agar dia punya tameng untuk menjauh dari cewek dan cinta. Untuk satu alasan dia memang harus menjauh dari dua hal ini.
Drama ini berjalan lama dan efektif, sampai datang orang yang berhubungan kuat dengan masa kelam Davi. Dia membawa ancaman besar dan begitu banyak dendam pada Davi. Dia adalah Alfa, sepupu Melanie, cewek yang menjadi masa lalu Davi. Yang tanpa sengaja , karena kelalaian Davi sendiri, dia harus kehilangan cewek itu selamanya. Melihat Irish bersama Davi tentu membuat Alfa semakin terbakar, pertama karena Alfa memang menyukai Irish, kedua karena  cowok seperti Davi tidak pantas mendapatkan cewek sebaik Irish. Pertempuran itu dimulai, seiring luka yang mulai mengiris Davi dan Irish atas drama yang mereka lakoni. Davi terluka dalam diamnya, Irish yang terluka dalam jerat kediaman Davi. Sayang sekali, mereka tak saling menyadari masing-masing dari mereka telah terluka.
***
Penilaian :
Fairish merupakan buku pertama Esti Kinasih yang bercerita tentang kisah cinta remaja, konflik dan emosi dalam buku ini sangat natural sehingga banyak pembaca terutama dikalangan remaja menyukai buku ini. Oleh karena itu muncul berbagai macam apresiasi atas buku ini.
Seperti karya Esti Kinasih sebelumnya, gaya bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah nonformal. Gaya bahasa ini cocok untuk buku ber-genre teenlet, karena pembaca akan mudah memahami dan pesan yang disampaikan sang penulis bisa sampai kepada pembaca. Namun, pada buku Fairish ini, bahasa pengantar dan penjelas ceritanya terlalu komunikatif, seperti bahasa dialog. Sebaiknya, meskipun gaya bahasa yang dipilih adalah gaya bahasa nonformal, bahasa dialog dengan bahasa pengantar dan penjelas cerita harus dibedakan kadar nonformalnya.
Untuk sudut pandang pada buku ini, menggunakan sudut pandang orang ketiga diluar cerita. Lewat sudut pandang ini, pembaca mampu merasakan gejolak emosi setiap tokoh yang ada dalam cerita. Apalagi dalam kisah ini ada tokoh misterius, yaitu Davi, lewat sudut pandang orang ketiga diluar cerita, pembaca bisa merasakan betapa misteriusnya seorang Davi.
Yang perlu diperhatikan mungkin adalah bagian ending dari buku ini. Sangat disayangkan, untuk kisah yang mempunyai  awal dan klimaks yang bagus tapi mempunyai anti klimaks yang terlalu singkat dan masih sedikit menggantung.
Menyinggung soal ilustrasi pada cover Fairish, ilustrasinya cukup bagus namun kurang menggambarkan cerita didalamnya. Pemilihan warna juga kurang cerah untuk buku ini. Secara keseluruhan buku ini adalah buku yang sukses menghipnotis pecinta teenlet, kisahnya yang unik dan natural tidak membuat pembaca menyesal telah membaca buku ini. Jadi, selamat membaca.


Resensi Novel "Still" Karya Esti Kinasih


Judul : Still
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat  terbit : Jakarta
Bulan dan Tahun  terbit : Desember, 2006
Jumlah halaman : 224 halaman
Tebal buku : 20 cm
Sinopsis
Begitu seseorang pergi, akan ada banyak hal yang tidak kita dasari muncul tiba-tiba. Seperti halnya Rei , meskipun hatinya tersayat karena kelakuan nekat Langen saat kebut gunung waktu itu, Rei tetap tidak bisa melepaskan Langen. Dia menyadari  bahwa cintanya pada Langen lebih besar dari baca kebenciannya. 
Tapi, semua sudah terlanjur , Langen sudah terlepas darinya. Satu-satunya cara agar dia tetap bisa bicara dan menatap Langen adalah dengan menjaga Fani, seperti permintaan Bima. Saat Fani sudah tidak bisa lagi bersama Bima, Bima juga terpaksa harus melepaskan Fani. Fani merasa bebas dan bahagia, namun ternyata smaa seperti Rei, Bima tidak bisa melakukan ini. Dia, baru menydari bahwa dia mencintai Fani. Seberapapun usaha Bima untuk terlihat baik-baik saja, tapi tetap dia tidak bisa baik-baik saja. Dia terluka. Sampai suatu siang, Fani berada dihadapannya, tak tertahan lagi ungkapan itu, “Aku cinta kamu, Fan. Sekarang. Mudah-mudahan sampai nanti…” 
***
Penilaian :
Still merupakan sekuel dari novel Cewek !!!, karya ketiga Esti Kinasih ini cukup sensasional dikalangan pecinta teenlet karena faktor buku sebelumnya yaitu Cewek !!!. Konflik yang berada dibuku Cewek !!! membawa rasa penasaran pembaca ke buku Still ini.
Berbeda dengan Cewek !!!, latar tempat dan suasana pada buku Still lebih dominan di kampus dan lingkungan sekitar tokoh atau perkotaan. Hal ini sebenarnya sedikit mengurangi jati diri dari kisah ini, kisah ini terasa seru karena kisah ini berawal dengan latar tempat pegunungan dan area pendakian. Karisma dari kisah ini yaitu nuansa gunung dan sensasi pendakian, sayangnya tidak dapat ditemukan pembaca pada buku Still. Meskipun begitu, konflik yang diangkat penulis pada buku ini tidak kalah menariknya dengan buku sebelumnya.
Gaya bahasa dan penyusunan kalimat pada buku Still sudah cukup rapi, meskipun yang diambil adalah gaya bahasa nonformal. Pembaca jadi lebih mudah memahami maksud penulis dan pesan yang berada didalamnya. Sedangkan untuk sudut pandang, sudut pandang orang ketiga diluar cerita cocok untuk kisah ini.
Menyinggung masalah kata pengantar pada buku ini sangat kurang. Kata pengantar hanya berupa kalimat persembahan yang pendek, ungakapan dang penulis. 
Sekuel dari novel Cewek !!! ini memiliki konflik cerita yang unik dan mengharukan. Pesan dalam kisah ini juga dapat menjadi pelajaran bagi pembaca. Buku ini bukan buku yang mengecewakan, selamat membaca.

Sabtu, 16 Mei 2015

Resensi Novel "Cewek !!!" Karya Esti Kinasih


Judul : Cewek !!!
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat  terbit : Jakarta
Tahun  terbit : 2005
Jumlah halaman : 424 halaman
Tebal buku : 20 cm
Sinopsis :
Rei, Bima dan Rangga adalah tiga sahabat karib yang sangat mencintai gunung dan mereka mengisi waktu liburan mereka untuk mendaki. Bisa dikatakan, mereka lebih sering kencan dengan gunung daripada dengan pacar masing-masing. Hal inilah yang membuat Langen dan Fani jengkel bukan kepalang, mereka lebih banyak terabaikan.
Langen yang batas kejengkelannya sudah mencapai terlampaui memutuskan untuk membangkan larangan pacarnya,Rei untuk melakukan pendakian. Alasan klasik, karena Langen cs adalah cewek, maka gunung bukan tempat yang cocok untuk mereka. Namun karakter Langen yang pada dasarnya sudah keras kepala, melakukan berbagai macam cara untuk melancarkan mosi membangkangnya terhadap Rei. Dibantu Fani dan juga Febi, Langen akan mengalahkan cowok-cowok mereka. Fani melakukan ini karena sebenarna dia tidak menyukai Bima yang playboy, sedangkan Febi akan melakukan ini karena sakit hatinya terhadap pengkhianatan Rangga.  Ini, pertarungan sengit, kebut gunung adalah cara terbaik menyelesaikan persaingan ini. Langen cs nyaris kalah, namun sungguh tak terduga, mereka punya cara yang membuat Rei cs harus berlutut dibawah kaki Langen cs. Cara yang begitu fulgar hingga menyayat Rei sangat dalam.
***
Penilaian :
Cewek !!! merupakan buku kedua Esti Kinasih, yang bercerita tantang konflik cinta remaja yang berlatar pegunungan. Sensasi pendakian dan alam gunung bisa dirasakan dalam tulisan Esti Kinasih. Hoby mendakinya, mempunyai andil besar atas suksesnya buku Cewek !!! ini. Setiap kalimatnya melempar pembaca ke dunia imajinasi, membayangkan langsung sensai alam gunung dan pendakian. Tidak sedikit, pembaca yang berminat untuk mendaki gunung setelah membaca serunya buku ini.  Apresiasi yang tinggi harus diberikan untuk buku Cewek !!! ini.
Konflik dalam buku ini sangat menarik, meskipun temanya percintaan dan persahabatan remaja namun kisahnya dibalut menarik karena melibatkan latar gunung dan arena pendakian. Tulisan ini mempunyai karisma penulis meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa nonformal. Lewat bahasa santai atau nonformal itulah, pembaca mampu menangkap dengan cepat maksud penulis tentang latar suasana pendakian gunung. Namun, meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa nonformal, kalimat penjelas cerita masih sama dengan dialog tokoh. Dengan kata lain, kalimat penjelasnya terlalu komunikatif, mengingat tulisan dibuku ini menggunakan sudut pandang orang ketiga diluar cerita, maka dari itu kalimat penjelasnya terlalu komunikatif, seperti penulis adalah tokoh dalam cerita tersebut. Biasanya, hal ini dilakukan penulis untuk semakin memasukkan pembaca keduni imajinasinya.
Selain itu meyinggung masalah cover, ilustrasi cover buku ini cukup bagus dan menggambarkan cerita yang berada didalamnya. Warnanya yang cerah meningkatkan minat para pembaca atas novel ini. secara keseluruhkan novel ini sangat bagus dan terasa sekali “sentuhan ajaib” sang penulis di bukunya. Sensasi pendakian, emosi-emosi tokoh dalam buku ini sangat bisa dirasakan pembaca. Karena itulah buku ini adalah buku yang seru untuk dibaca. Selamat membaca.

Resensi Novel "Dia Tanpa Aku" Karya Esti Kinasih



Judul : Dia Tanpa Aku
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat  terbit : Jakarta
Bulan dan tahun terbit :  Januari, 2008
Jumlah halaman : 280 halaman
Tebal buku :  20 cm
Sinopsis :
Siapa sangka seorang yang konyol seperti Ronald akan jatuh cinta pada gadis SMP yang usil dan berpenampilan berantakan, Citra. Gadis yang selalu diperhatikannya dari kejauhan, betapa sifat buruk dan baik gadis itu dia kagumi. Tingkahnya yang pecicilan juga bagi Ronald adalah satu hal yang unik. Hampir setiap hari mulutnya selalu besemangat menceritakan soal Citra kepada adiknya Reinald ataupun sahabatnya Andhika. Namun selama gadis itu masih SMP, Ronald akan menahan diri untuk menembak gadis gebetannya itu. Berbagai usaha dia lakukan untuk berpenampilan perfect kala nanti datang saat Citra menjadi anak SMA dan ia menembak gadis itu.
Namun apa disangka, saat hari yang paling dinantikannya itu tiba, takdir berkata lain untuk Ronald. Dia pergi, membuat Reinald dan Andhika tenggelam dalam kepedihan. Dendam Reinald kepada Citra pun muncul, hatinya selalu menyalahkan Citra yang tidak tau apa-apa. Reinald, membatasi pergaulan Citra dengan berkedok sebagai pelindung Citra. Bukannnya semakin membara, dendam Reinald seiring waktu terkikis oleh satu perasaan aneh yang dia rasakan pada Citra. Saat dia yakin akan perasaan itu, Ronald tiba-tiba muncul kembali.
*** 
Penilaian :
Dia Tanpa Aku adalah buku romantika remaja yang dibalut dengan misteri. Terdapat juga “Sense of horror” dalam buku karya Esti Kinasih ini. Apresiasi terhadap buku ini cukup tinggi, kemahiran penulis dalam mengemas kisah adalah salah satu faktor buku ini diminati terutama kalangan remaja.
Keunikan ide penulis dalam tulisan ini adalah ketika, kisah cinta yang berawal dengan kekonyolan, berjalan sedih dan penuh misteri berbau horror. Penyelesain dari kisah ini juga cukup sempurna, tidak menggantung ataupun membosankan. Akhir dari kisah ini tetap seseru jalan ceritanya. Sudut pandang dalam buku ini menggukan sudut pandang orang ketiga diluar cerita seperti karya-karya Esti Kinasih yang lain. Keunggulan sudut pandang ini adalah menjelaskan kepada pembaca tentang misteri dari kisah di buku ini. Gaya bahasa dalam buku ini juga nonformal sehingga mudah dipahami dan tidak berbelit. Namun kalimat per kalimat ada yang seperti melompat-lompat dan kurang detail mengilustrasikan kejadian, sehingga terkesan terburu-buru.  Misal pada kalimat berikut “Keduanya bergegas menuju taman diseberang sekolah Citra. Belum lama keduanya didepan pagar taman, terdengar bunyi bel dari gedung sekolah Citra. Tak lama pintu-pintu kelas terbuka dan siswa-siswa berseragam putih-biru berhamburan keluar dari sana.”. Kalimat tersebut terkesan terburu-buru dan kurang mengilustrasikan kejadian. Untuk “Sense of horror” yang terkemas dalam kisah Dia Tanpa Aku menempati takaran yang pas, karena genre dasar dari buku ini adalah roman.
Pada bagian cover, ilustrasi yang digunakan kurang mendukung kisah dalam buku ini. Untuk warna cukup elegan dan mendapat “eye-catching”.  Penggabungan antara sedikit unsur horor dan roman di buku Dia Tanpa Aku  membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca. Pesan yang coba disampaikan penulis kepada pembaca juga sangat unik.  Garis besarnya buku ini seru untuk dibaca. Selamat membaca dan mengapresiasi buku ini.



Resensi Novel "Jingga Dalam Elegi" Karya Esti Kinasih



Judul : Jingga dalam Elegi
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat  terbit : Jakarta
Bulan dan tahun terbit : Februari 2011
Jumlah halaman : 392 halaman
Tebal buku : 20 cm
Sinopsis :
Tari dengan paksa dia diseret semakin dalam ke kehidupan Ari. Rahasia-rahasia besar Ari mengurung Tari dalam takdirnya bersama Ari, sebuah nama yang dia miliki seakan menjadi jalan keluar dari peliknya kehidupan Ari. Angga,yang berusaha menyelamatkan Tari dari Ari telah dipukul mundur oleh Ari, menyisakan luka untuk Tari. Namun, telah datang seseorang yang sulit dipercayai akan membantu Tari berlindung dari Ari. Ata, yang tidak lain adalah saudara kembar Ari, bersedia melawan saudara kembarnya sendiri dan memposisikan diri sebagai pelindung untuk Tari.
Perbedaan sikap dan sifat yang terbentang jauh antara Ata dan Ari, memberi kesempatan Ata untuk menyanyikan elegi-elegi dirinya dan Ari pada Tari. Tari seakan diminta membimbing Ata dan Ari keluar dari elegi ini. Namun, semakin dalam Tari tahu, garis perbedaan itu semakin tipis dan mengabur. Ata dan Ari seakan menjadi dua orang yang memiliki satu jiwa.
*** 
Penilaian :
Buku Jingga dalam Elegi merupakan lanjutan dari buku Jingga dan Senja. Minat para pembaca semakin tinggi pada buku ini karena banyaknya misteri pada buku sebelumnya. Maka dari itu banyak apresiasi dalam berbagai bentuk, termasuk sebuah resensi.
Efek "Sentuhan Ajaib" dari penulis yaitu Esti Kinasih semakin matang dan nyata pada karyanya di buku Jingga dalam Elegi ini. Gaya bahasa di buku ini menunjukkan ciri khas dan karakter dari Esti Kinasih, santai namun berkesan disetiap kata. Detail-detail setiap gerakan tokoh juga telah menjadi ciri khas Esti Kinasih, yang membuat para pembaca tenggelam dalam dunia imajinasinya. Meskipun menggunakan gaya bahasa santai, ada beberapa yang kurang tepat. Seperti pada halaman 293, " Ridho menatap Ari sambil geleng-geleng kepala, jadi tersinggung " . Kalimat tersebut harus disempurnakan, misal maksudnya adalah “Ridho menatap Ari sambil geleng-geleng kepala, dia menjadi tersinggung ”. Dalam hal penciptaan tokoh, latar dan sudut pandang buku ini sudah dikategorikan bagus. Namun ketelitian penempatan dan menyusun kalimat harus lebih diperhatikan, karena kesalahan menyusun kalimat bisa menjad kendala pembaca untuk memahami pesan dan makna pada kalimat itu.
 Sedangkan alur pada buku Jingga dalam Elegi ini ada yang sengaja dijadikan misteri pada awal cerita, walaupun pada akhirnya misteri itu terungkap namun penulis hanya mengungkapkan rahasia itu secara singkat dan umum, bukan setiap detail kejadiannya. Sehingga pembaca berasumsi sendiri seperti apa peristiwa itu berlangsung dengan pedoman penjelasan umum sang penulis. Alangkah baiknya, jika setiap kejadian yang  dijadikan misteri oleh penulis itu dijelaskan pula detailnya, cukup untuk menyelesaikan kisah pada buku ini. Karena buku ini buku lanjutan, alur misteri  yang belum akan terungkap bisa ditempatkan diakhir tulisan.
Menyinggung soal cover dari buku ini, ilustrasi karakter pada cover cukup menarik dan menggambarkan cerita keseluruhan, namun untuk warna, cover buku Jingga dalam Elegi ini kurang elegan dan terkesan pucat, sehingga mengurangi “Eye-catching” terhadap buku ini.
Secara umum seperti penjelasan sebelumnya, buku Jingga dalam Elegi menyimpan kisah unik dan menyimpan misteri. Oleh karena itu, pembaca dibuat haus akan kisah selanjutnya. Kisah dalam buku ini memang sangat menarik untuk dibaca. Selamat membaca.

Resensi Novel "Jingga dan Senja" Karya Esti Kinasih




Judul : Jingga dan Senja
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat  terbit : Jakarta
Bulan dan tahun terbit : Februari 2010
Jumlah halaman : 312 halaman
Tebal buku : 20 cm
Sinopsis :
Tari, gadis manis, polos dan taat peraturan ini sudah dua minggu resmi menjadi siswi SMA Airlangga. Sekilas tidak ada yang menarik dari gadis ini selain nuansa orange pada keseluruhan aksesorisnya . Namun, nuansa orange inilah yang memanggil alam bawah sadar cowok berpredikat badboy ganteng dan paling berkuasa di SMA Airlangga dan disebut-sebut sebagai panglima perang saat tawuran, Ari. Semenjak bertemu Ari, dalam riuh redam emosinya terhadap Ari, Tari tetap bisa melihat kebaikan yang tersembunyi rapat dibalik dominan sifat dan sikap buruk Ari. Suasana perang antara Ari dan Tari tetap tidak dapat terhindarkan, mereka selalu menjadi sumber huru hara SMA Airlangga. Bagi Tari, perang yang menguras emosinya ini hanya untuk membenci setiap gangguan Ari. Tapi bagi Ari, perang ini menguras dan menggoyak batinnya, Tari menyandang nama yang seakan menjadi kunci hidup Ari. Sikap Ari yang sembarangan posesif pada Tari justru membuat gadis itu lari dan berlindung dibalik Angga, musuh bebuyutan Ari dari SMA Brawijaya. Angga melihat peluang ini untuk menyerang Ari, karena sebenarnya serangan-serangan Angga terhadap Airlangga adalah kedok dari serangan pribadinya untuk Ari. Tari yang diperhatikan mati-matian oleh Ari entah apapun alasannya adalah senjata emas untuk Angga  membalaskan dendam pribadinya pada Ari.
*** 
Penilaian :
Buku Jingga dan Senja karangan Esti Kinasih ini cukup besar menarik minat para pembaca, terutama dikalangan remaja. Buku ini telah menciptakan tokoh-tokoh fiktif yang mampu membuat para pembaca jatuh cinta pada tokoh-tokoh tersebut. Oleh karena itu, resensi ini dibuat untuk mengapresiasi buku Jingga dan Senja ini.
Buku Jingga dan Senja karangan Esti Kinasih mempunyai alur kisah yang unik dan menegaskan karisma pengarang dalam tulisannya. Pembaca diajak menggali sisi lain dari seorang badboy bahkan diajak untuk mengagumi sosok badboy tersebut lewat alur dan sudut pandang yang digunakan penulis, yaitu orang ketiga diluar cerita.  Dengan sudut pandang ini, pembaca mampu memainkan imajinasinya untuk memahami setiap watak dari tokoh-tokoh kisah tersebut. Meskipun, penulis tetap menyelipkan beberapa alur menggantung, yang dijadikan senjata untuk menarik rasa pensaran pembaca terhadap kisah lanjutan novel Jingga dan Senja ini.
Keunikan lain dari buku ini adalah detail setiap gerakan tokoh yang dijelaskan penulis sebagi latar peristiwa, sehingga para pembaca dituntut untuk benar-benar memainkan imajinasinya, hasilnya buku ini terasa sangat seru untuk dibaca. Sedangkan adapun kelemahan dari buku Jingga dan Senja ini adalah ada beberapa kalimat yang susah dipahami karena kurang praktis  atau berbelit-belit. Seperti pada halaman 57 ,” Dengan sepasang mata terarah lurus-lurus pada cowok didepannya,perlahan Ari menekuk lutut kirinya. Dan seiring dengan itu, tubuhnya merendah. Dan sempurnalah kerendahan itu saat Ari menekuk lutut kannanya “.  Pada bagian ini terlalu banyak kata “dan” , meskipun ada tanda titik, kalimat-kalimat tersebut sebenarnya masih satu rangkai berkesinambungan, atau sebaiknya penulis tidak menggunakan titik diantara kalimat itu. Terkadang efek suasana yang coba dimunculkan oleh penulis justru membuat kalimat menjadi tidak efektif dan membingungkan pembaca.
Menyinggung soal kata pengantar, kata pengantar pada buku ini sangat kurang. Fungsi kata pengantar adalah untuk mengungkapan rasa terimakasih atau sedikit pesan penulis kepada Tuhan dan orang-orang yang telah ikut andil dalam penerbitan sebuah buku. Maka alangkah lebih baik apalagi kata pengantar dibuat sedikit lebih panjang.
Untuk cover dan ilustrasi buku ini memiliki karisma dan menggambarkan cerita didalamnya. Warna dari cover buku juga cukup meciptakan  “eye-catching”. Uniknya warna cover juga ilustrasi dari buku Jingga dan Senja memang cocok dengan cerita didalamnya.
Meskipun buku ini mempunyai banyak sekali penggemar setia, tak sedikit pula yang tidak menyukai buku ini karena materi yang dibahas adalah badboy. Alangkah baiknya bila membaca tuntas buku ini serta kelanjutannya agar mengerti penyeselesaian konfliknya. Pembaca dijamin merasakan sensasi berbeda pada tulisan Esti kinasih ini, karena buku ini menunjukkan dan menegaskan ciri khas sang penulis. Jadi, selamat membaca.

Surat Untuk Esti Kinasih

Kediri, 17-05-2015

Dear, My favorite author, Bunda Esti Kinasih
Assalamu’alaikum wr.wb
Bunda Esti apa kabar ? semoga Tuhan selalu memberi bunda dan keluarga kesehatan, aamiin. Bunda, dikesempatan ini ada banyak hal yang pengen aku sampaikan ke bunda, sampai bingung gimana biar nggak kepanjangan bikin suratnya, hehehe. But well, aku tulis garis besarnya aja. Mungkin bunda udah capek denger pertanyaan ini tapi, sebagai penggemar bunda yang baik aku nggak akan putus harapan buat nanya hehe, “Gimana kabar JUM-nya bunda ? lancarkah proses nulisnya ? aku kangen berat sama Ari T.T , semoga ditahun yang angkanya aku suka banget ini bisa terbit. aamiin”.
Emm..selain itu, aku pengen nyampein ini, boleh nggak kalau aku sebut bunda “J.K Rowling”-nya Indonesia ?, soalnya setiap tulisan bunda itu punya “Sentuhan ajaib”. Karisma bunda buat menciptakan tokoh-tokoh fiktif dan alur cerita itu selalu sukses bikin aku tenggelam didunia imajinasi. Keren banget !!!.   Bunda selalu bisa mengemas cerita dengan sempurna, nah apa jangan-jangan itu ya yang bikin bunda bingung buat nulis JUM ?. Karena para estikinatic seakan menuntut kesempurnaan dari kisah JUM ?. Kalau spekulasiku itu ada benarnya, aku pengen ngasih sedikit saran buat bunda, bunda nggak usah memikirkan kesempurnaan cerita itu, pikirkan aja sisi tidak sempurnanya. Seperti bunda menciptakan tokoh Matahari Senja yang tidak sempurna, yang badboy, mengalami broken home, punya papa yang seakan nggak peduli. Nah dari situ kan justru bunda dapat ide kalau karakter Matahari Senja itu punya kelebihan bahwa dia ganteng, tajir dan punya sisi baik. Dari ketidaksempurnaan jadi muncul kesempurnaan itu dengan sendirinya. Gitu nggak bunda ? hehehe. Kita sebagai fans bunda pasti support bunda, bunda jangan terbebani sama perrmintaan kita, bunda tulis aja dengan hati dan sentuhan ajaib bunda, seperti biasanya. Katakanlah, Let it flow hihihi.
Bagitu saja bunda, terimakasih udah mau baca ocehan aku hehe. Oh ya, kita sama-sama virgo lo bunda. Bunda tanggal 9 september kan ? aku tanggal 15 september. 9 dan 15 itu angka favorit aku. Yah, siapa tahu bakat dan sentuhan ajaib bunda bisa nular ke aku, hehe. Maaf kalau ngocehnya kepanjangan bunda, Fighting !!!
Wassalamu’alaikum wr,wb

Fans bunda dari Kediri
                                                                                                                                          AriniUlya